Pintu gerbang fotografi
Kenapa fotografi...?...pertanyaan yang sering muncul oleh orang prang
sekitar...kenapa..bukan hobby lain,kenapa bukan mancing..filateli...atau hobby
lain.kenapa fotografi..jawabannya unik.masing fotografer punya jawaban yang
unik dan bermacam –macam.ada yang memulai karena sering mengantar fotografer
untuk hunting, ada yang karena tuntutan profesi,ada yang di mulai dari hobby
bersepeda sambil motret ...yang pada akhirnya jual sepeda beli kamera
(hehehehehe),ada juga yang mulai dari ketertarikan melihat gambar-gambar yang
bertemakan pemandangan,atw merusak kamera seseorang yang akhirnya menjadi RACUN
sehingga mengenal dunia Kodak-kodak dan masih banyak lagi jawaban yang
unik,lucu,atau menggelikan untuk di ceritakan...dari pengalaman yang
bermacam-macam inilah..mulailah kecintaan akan fotografi...macam-macam jenis
deh alirannya mulai dari fotografi fashion,model,HI,dan masih banyak lagi
aliran kepercayaan dalam fotografi, terkadang fotografer sendiri ketika ditanya
kenapa motret pura-pura lupa..karena
saking menggelikannya alasannya.memulainya aja dah lucu..perjalanan
fotografinya lebih lagi,ada tangis.tawa,canda,penuh keringat,bau matahari,dan
celana robek, itu semua tidak jadi soal asalkan motret jalan terus.pengorbanan
menjadi fotografer pun bermacam-macam ada yang jual sepeda ada yang harus
merelakan sebagian uang kiriman dari orang tua dari kampung untuk membeli
perlengkapan buat motret, ada yang sampai kehilangan sepatu karena terbenam di
lumpur,ada yang rela menempuh kota antar propinsi atau rela bangun pagi setiap
hari minggu hanya untuk belajar atau sekedar hunting foto bareng.
Tidak hanya sampai di situ hunting foto pun punya banyak
cerita..cerita sedih,lucu atau apapun itu selalu tersirat dalam perjalanan
seorang fotogarafer,saya teringat kata-kata seorang guru yang juga sudah
menjadi kakak buat saya seorang hasbullah mathar yang mengatakan “satu foto sejuta cerita”Racun fotografi
pun sedikit banyaknya mempengaruhi lingkungan sekitar orang sekitar pun mulai
mengatakan kita ini aneh,karena ada yang motret pagar rusak,nenek tua yang
sudah bungkuk pun di foto,atau anak gadis tetangnga pun ikut dijadikan kelinci
percobaan untuk foto model.kata-kata seperti “kenapa yang begituan di
foto”sudah akrab di telinga pertanyaan yang gampang-gampang susah di jawab,tapi
itu hanya kerikil kecil yang mengganggu perjalanan estetik fotografi seorang
fotografer itu tidak boleh menjadi halangan karena di depan sana sudah gunung
terjal yang harus kita daki untuk menjadi seorang fotografer yang betul-betul
fotografer.
Kamera menjadi tiket,salah satu keuntungan mememgang
kamera,terkadang dengan hanya berbekal kamera DSLR (walupun minjam) kita bisa
dapat tempat yang eksklusif (yang penting tidak ketinggalan acara)entah di
konser,pengantin,atau acara yang dihadiri gubernur atau walikota,walaupun Cuma
pemula panitia acara biasanya tidak mengetahui sehingga memberikan kita tempat
paling depan atau posisi yang enak untuk motret,yang lebih serunya kita ketemu
ma jurnalis atau fotografer pro di tempat itu (lumayan nyambi dapat ilmu),tempat
curhat orang yang kita temui terutama kaum marginal dan kaum urban. Itu hanya sebagian
kecil cerita dari memiliki kotak hitam berlensa
bernama kamera.
Fotografi menjadi pintu gerbang kemana saja (mirip pintu ke
mana saja doremon) bisa ke pasar,tempat pembuangan akhir sampah,kuburan
tua,mesjid tua,kampung nelayan,pengadilan,museum kota,sampai keliling di kampus
orang,mempertemukan dengan banyak orang-orang baru.mulai dari yamg muda sampai
yang tua
Dalam tulisan ini saya dan semua teman –teman fotografer mau
berterima kasih kepada orang yang sudah memperkenalkan dunia fotografi kepada
kami,yang mau mengajari kami,yang menerima kami dengan baik,menghargai dan
memaafkan orang –orang yang sudah menyepelekan,menghina,atau mencibir
kami.semua itu hanya untuk satu kata FOTOGRAFI,kita erat dalam fotografi
please follow blognya n share comment yach !...
please follow blognya n share comment yach !...
No comments:
Post a Comment