Tuesday 5 June 2012

Pintu gerbang fotografi


Pintu gerbang fotografi

Kenapa fotografi...?...pertanyaan yang  sering muncul oleh orang prang sekitar...kenapa..bukan hobby lain,kenapa bukan mancing..filateli...atau hobby lain.kenapa fotografi..jawabannya unik.masing fotografer punya jawaban yang unik dan bermacam –macam.ada yang memulai karena sering mengantar fotografer untuk hunting, ada yang karena tuntutan profesi,ada yang di mulai dari hobby bersepeda sambil motret ...yang pada akhirnya jual sepeda beli kamera (hehehehehe),ada juga yang mulai dari ketertarikan melihat gambar-gambar yang bertemakan pemandangan,atw merusak kamera seseorang yang akhirnya menjadi RACUN sehingga mengenal dunia Kodak-kodak dan masih banyak lagi jawaban yang unik,lucu,atau menggelikan untuk di ceritakan...dari pengalaman yang bermacam-macam inilah..mulailah kecintaan akan fotografi...macam-macam jenis deh alirannya mulai dari fotografi fashion,model,HI,dan masih banyak lagi aliran kepercayaan dalam fotografi, terkadang fotografer sendiri ketika ditanya kenapa  motret pura-pura lupa..karena saking menggelikannya alasannya.memulainya aja dah lucu..perjalanan fotografinya lebih lagi,ada tangis.tawa,canda,penuh keringat,bau matahari,dan celana robek, itu semua tidak jadi soal asalkan motret jalan terus.pengorbanan menjadi fotografer pun bermacam-macam ada yang jual sepeda ada yang harus merelakan sebagian uang kiriman dari orang tua dari kampung untuk membeli perlengkapan buat motret, ada yang sampai kehilangan sepatu karena terbenam di lumpur,ada yang rela menempuh kota antar propinsi atau rela bangun pagi setiap hari minggu hanya untuk belajar atau sekedar hunting foto bareng.
Tidak hanya sampai di situ hunting foto pun punya banyak cerita..cerita sedih,lucu atau apapun itu selalu tersirat dalam perjalanan seorang fotogarafer,saya teringat kata-kata seorang guru yang juga sudah menjadi kakak buat saya seorang hasbullah mathar yang mengatakan “satu foto sejuta cerita”Racun fotografi pun sedikit banyaknya mempengaruhi lingkungan sekitar orang sekitar pun mulai mengatakan kita ini aneh,karena ada yang motret pagar rusak,nenek tua yang sudah bungkuk pun di foto,atau anak gadis tetangnga pun ikut dijadikan kelinci percobaan untuk foto model.kata-kata seperti “kenapa yang begituan di foto”sudah akrab di telinga pertanyaan yang gampang-gampang susah di jawab,tapi itu hanya kerikil kecil yang mengganggu perjalanan estetik fotografi seorang fotografer itu tidak boleh menjadi halangan karena di depan sana sudah gunung terjal yang harus kita daki untuk menjadi seorang fotografer yang betul-betul fotografer.
Kamera menjadi tiket,salah satu keuntungan mememgang kamera,terkadang dengan hanya berbekal kamera DSLR (walupun minjam) kita bisa dapat tempat yang eksklusif (yang penting tidak ketinggalan acara)entah di konser,pengantin,atau acara yang dihadiri gubernur atau walikota,walaupun Cuma pemula panitia acara biasanya tidak mengetahui sehingga memberikan kita tempat paling depan atau posisi yang enak untuk motret,yang lebih serunya kita ketemu ma jurnalis atau fotografer pro di tempat itu (lumayan nyambi dapat ilmu),tempat curhat orang yang kita temui terutama kaum marginal dan kaum urban. Itu hanya sebagian kecil cerita dari memiliki kotak hitam berlensa  bernama kamera.
Fotografi menjadi pintu gerbang kemana saja (mirip pintu ke mana saja doremon) bisa ke pasar,tempat pembuangan akhir sampah,kuburan tua,mesjid tua,kampung nelayan,pengadilan,museum kota,sampai keliling di kampus orang,mempertemukan dengan banyak orang-orang baru.mulai dari yamg muda sampai yang tua
Dalam tulisan ini saya dan semua teman –teman fotografer mau berterima kasih kepada orang yang sudah memperkenalkan dunia fotografi kepada kami,yang mau mengajari kami,yang menerima kami dengan baik,menghargai dan memaafkan orang –orang yang sudah menyepelekan,menghina,atau mencibir kami.semua itu hanya untuk satu kata FOTOGRAFI,kita erat dalam fotografi

please follow blognya n share comment yach !...

No comments:

Post a Comment